Sabtu, 16 Oktober 2010

Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

1.  MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS)

1.1.      Manajer dan Dukungan Komputer. 
Teknologi komputer sekarang ini merupakan bagian terpenting dalam dunia bisnis, dan jelas dalam pelbagai bidang lainnya. MSS terdiri dari:
(1)   Decision Support Systems (DSS)
(2)   Group Support Systems (GSS), termasuk Group DSS (GDSS)
(3)   Executive Information Systems (EIS)
(4)   Expert Systems (ES)
(5)   Artificial Neural Networks (ANN)
(6)   Hybrid Support Systems.

1.2.      Managerial Decision Making & Management Information  Systems (MIS)
Manajemen  adalah  proses pencapaian tujuan organisasi melalui penggunaan resources (manusia, uang, energi, material, ruang, dan waktu).  Resources sebagai input, sedangkan pencapaian tujuan adalah outputnya.  Kesuksesan suatu organisasi dan kesuksesan tugas seorang manajer diukur  dari produktivitas.
Produktivitas = (Output: jasa, produk) / ( Input: resources)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
Faktor
Trend
Hasil
Teknologi Informasi/Komputer
Meningkat
Meningkat
Lebih banyak alternatif pilihan
Kompleksitas Struktural Kompetisi
Meningkat
Meningkat
Biaya yang lebih besar dari
kesalahan yang terjadi
Pasar Internasional Stabilitas Politik Konsumerisme
Intervensi Pemerintah
Meningkat
Menurun
Meningkat
Meningkat
Ketidakpastian berkaitan
dengan mas depan

Kecepatan perubahan luar biasa besarnya, sehingga pendekatan manajemen trial and error menjadi lebih sulit.  Dengan demikian Manajer harus lebih canggih, harus belajar bagaimana menggunakan tool dan teknik-teknik baru yang selalu berkembang di bidangnya masing-masing.  Teknik-teknik  yang dipakai ini banyak yang  memakai pendekatan analisis kuantitatif, dikelompokkan dalam 1 disiplin, disebut dengan Management Science (Operation Research).
1.3.    Kerangka Kerja Decision Support (DS)
Kerangka kerja Decision Support disajikan sebagai berikut:

Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase proses: intelligence, design, dan choice
(1)   Intelligence – pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan keputusan. 
(2)   Design – menemukan, mengembangkan, dan menganalisis materi-materi yang mungkin untuk dikerjakan. 
(3)   Choice – pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan dikerjakan.
 Proses-proses yang terjadi pada kerangka kerja DS dibedakan atas:  Terstruktur, mengacu pada permasalahan rutin dan berulang untuk solusi standar yang ada.  Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks dimana tak ada solusi serta merta.  Masalah yang tak terstruktur adalah tak adanya 3 fase proses yang terstruktur.  Semi terstruktur, terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semuanya dari fase-fase yang ada.
Pendekatan Management Science mengadopsi pandangan seorang  manajer  yang  dapat mengikuti proses yang sistematik untuk penyelesaian masalah. Sehingga adalah mungkin untuk menggunakan pendekatan sains pada Managerial Decision Making. Langkahnya adalah:
(1)   Definisi masalah (keputusan situasi yang berhubungan dengan pelbagai masalah atau dengan suatu kesempatan)
(2)   Klasifikasi masalah ke dalam kategori standar.
(3)   Membuat model matematika yang menjelaskan masalah secara nyata.
(4)   Menemukan solusi potensial di model masalah tadi dan mengevaluasinya.
(5)   Memilih dan merekomendasikan satu solusi dari masalah. Proses ini dipusatkan pada masalah modeling/pemodelan.
 Decision Support Systems (DSS)
Sistem berbasis komputer yang interaktif, yang  membantu  pengambil  keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur.  DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem pendukung yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan  yang berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur.  Istilah  DSS  kadang digunakan untuk menggambarkan sembarang sistem yang terkomputerisasi.  DSS digunakan untuk definisi yang lebih sempit, dan digunakan istilah MSS sebagai payung untuk menggambarkan pelbagai tipe sistem pendukung.
Mengapa menggunakan DSS? 
Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.  Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.  Perusahaan  menghadapi  peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.  Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan  tujuan  perusahaan  dalam  hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Enam alasan mengapa perusahaan-perusahaan utama memulai DSS dalam skala besar:  Kebutuhan akan informasi yang akurat.  DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.  Kebutuhan akan informasi baru.  Manajemen diamanahi DSS.  Penyediaan informasi yang tepat waktu.  Pencapaian pengurangan biaya. Alasan lain dalam pengembangan DSS adalah perubahan perilaku komputasi end-user. End-user bukanlah programer, sehingga mereka membutuhkan tool dan prosedur yang mudah untuk digunakan. Dan ini dipenuhi oleh DSS.
1.3.    Group Support Systems (GSS)
Pelbagai keputusan utama dalam organisasi dibuat oleh group secara kolektif.  Mengumpulkan keseluruhan group secara bersama dalam satu tempat dan waktu adalah sulit dan mahal, sehingga pertemuan ini memakan waktu lama dan keputusan yang dibuat hasilnya sedang-sedang saja, tak terlalu baik.  Peningkatan kinerja group-group tadi yang dibantu oleh teknologi Informasi ini muncul dalam pelbagai istilah, seperti: groupware, electronic meeting systems, collaborative systems, dan group DSS (ini yang kita gunakan).  Satu contoh dari implementasi group DSS ini adalah Total Quality Management (TQM).
1.4.    Executive Information (atau Support) Systems (EIS atau ESS)
EIS dikembangkan utamanya untuk:  Menyediakan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pihak Eksekutif.  Menyediakan antarmuka yang benar-benar user-friendly untuk Eksekutif.  Mempertemukan pelbagai gaya keputusan individu para Eksekutif.  Menyediakan pelacakan dan kontrol yang tepat waktu dan efektif.  Menyediakan akses cepat pada informasi detil yang tersirat di teks, bilangan, atau grafik.  Memfilter, memadatkan, dan melacak data dan informasi yang kritis.  Identifikasi masalah (atau juga kesempatan). EIS bisa juga digunakan pada pelbagai jenis perusahaan dan melayani sejumlah manajer sebagai suatu Enterprise Wide Systems (EWS).
1.5.    Expert Systems (ES)
Semakin tak terstruktur suatu situasi, maka akan solusinya akan lebih spesifik. ES dibuat untuk menyerupai seorang pakar/ahli.  ES adalah paket hardware dan  software  yang digunakan sebagai  pengambil keputusan dan/atau pemecahan masalah; yang dapat mencapai level yang setara atau kadang malah melebihi seorang pakar/ahli, pada satu area masalah yang spesifik dan biasanya lebih sempit.  ES merupakan cabang dari aplikasi Artificial Intelligence (AI).  Ide dasarnya sederhana. Kepakaran ditransfer dari seorang pakar ke komputer. Pengetahuan ini lalu disimpan disitu dan user dapat meminta saran spesifik yang dibutuhkannya. Komputer dapat mencari, mengolah dan menampilkan kesimpulan yang spesifik. Dan seperti seorang pakar, saran tersebut bisa dimanfaatkan oleh orang yang bukan pakar berikut penjelasannya yang berisi logika penalaran di balik saran itu.
1.6.    Neural Computing (Artificial Neural Network)
Teknologi sebelum Artificial Neural Network (ANN) berbasis pada penggunaan data, informasi, ataupun pengetahuan eksplisit yang tersimpan di komputer dan memanipulasi mereka menurut kebutuhan.  Pada dunia nyata yang begitu kompleks, mungkin tak bisa didapatkan data, informasi, ataupun pengetahuan secara eksplisit, sedangkan keputusan harus diambil walaupun kondisinya seperti ini (informasi yang parsial, tak lengkap, atau pun tak eksak).  Perubahan lingkungan yang terjadi sedemikian cepatnya.  Pengambil  keputusan  menggunakan pengalaman yang ada untuk mengatasi hal ini; yaitu menggunakan pengalaman yang bersesuaian dan belajar dari pengalaman itu tentang apa yang harus dikerjakan dengan situasi yang serupa untuk pengalaman yang tak sesuai.  Pada teknologi sebelumnya, tak ada elemen untuk proses pembelajaran oleh komputer.   Teknologi yang ditujukan untuk mengisi kekurangan ini, disebut dengan Neural Computing atau ANN. Contohnya adalah pengenalan pola.
1.7.    Evolusi dari Alat Pengambil Keputusan Terkomputerisasi
Dibagi dalam 7 kategori:
(1)   Transaction Processing Systems (TPS)
(2)   Management Information Systems (MIS)
(3)   Office Automation Systems (OAS)
(4)   Decision Support Systems (DSS) dan Group DSS (GDSS)
(5)   Expert Systems (ES)
(6)   Executive Information Systems (EIS)
(7)   Artificial Neural Network (ANN). 
Berikut ini adalah pelbagai aspek pengambilan keputusan:
 










Evolusi dari MSS dan hubungannya dengan sistem yang lain umumnya dipandang sebagai: rekomendasi dan saran yang disediakan oleh MSS ke manajer dapat dipertimbangkan sebagai informasi yang diperlukan untuk keputusan akhir yang akan dibuat.  Pendekatan ini berarti bahwa MSS dipandang canggih, jenis sistem informasi tingkat tinggi yang dapat ditambahkan pada sistem TPS tradisional, OAS, MIS.
Hubungan antara TPS, MIS, DSS, EIS, dan ES dan teknologi-teknologi yang lain:  Pelbagai teknologi ini dapat dipandang sebagai klas yang unik dari teknologi informasi.  Mereka saling berhubungan, dan mereka saling mendukung satu sama lain dalam pelbagai manajemen pengambilan keputusan.  Evolusi dan pembuatan tool-tool yang lebih baru membantu kinerja pengembangan teknologi informasi untuk kebaikan manajemen dalam organisasi.  Keterkaitan dan koordinasi diantara tool-tool ini masih berevolusi.
1.10. Pelbagai Perbedaan diantara MIS dan DSS
Fitur dari DSS:  DSS dapat digunakan untuk mengawali kerja ad hoc, masalah-masalah yang tak diharapkan.  DSS dapat menyediakan representasi valid dari sistem di dunia nyata.  DSS dapat menyediakan pendukungan keputusan dalam  kerangka  waktu  yang pendek/terbatas.  DSS dapat berevolusi  sebagai mana halnya  pengambil keputusan mempelajari tentang masalah-masalah yang dihadapinya.  DSS dapat dikembangkan oleh para profesional yang tak melibatkan pemrosesan data.
Karakteristik MIS:  Kajiannya ada pada tugas-tugasnya yang terstruktur, dimana prosedur operasi standar, aturan-aturan keputusan, dan alur informasi dapat didefinisikan   Hasil utamanya adalah meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya, waktu tunggu, dan lain-lain, dan dengan mengganti karyawan klerikal.  Relevansinya untuk manajer pengambil keputusan biasanya tak langsung didapatkan; misalnya dengan penyediaan laporan dan akses ke data.

Karakteristik Operation Research/Management Science:  Kajiannya  ada  pada  masalah-masalah yang terstruktur (dibandingkan dengan tugas-tugas), dimana tujuan, data, dan batasan-batasan dapat lebih dulu ditentukan.  Hasil utamanya adalah dalam menghasilkan solusi yang lebih baik untuk  masalah-masalah tertentu.  Relevansinya untuk manajer ada pada rekomendasi detil dan  metodologi  baru  untuk menangani masalah-masalah yang kompleks.
Karakteristik DSS:  Kajiannya ada pada keputusan-keputusan dimana ada struktur yang cukup untuk komputer dan alat bantu analitis yang memiliki nilai tersendiri, tetapi tetap pertimbangan manajer memiliki esensi utama.  Hasil utamanya adalah dalam peningkatan jangkauan dan  kemampuan  dari  proses pengambilan keputusan para manajer untuk membantu mereka meningkatkan efektivitasnya.  Relevansinya untuk manajer adalah dalam pembuatan tool pendukung, di bawah pengawasan mereka, yang tak dimaksudkan untuk mengotomatiskan proses pengambilan keputusan, tujuan sistem, atau solusi tertentu.
Relasi antara EDP, MIS, and DSS:
 
1.11 Hubungan antara Decision Support-Expert System
DSS dan ES berbeda dan tak berhubungan dengan sistem yang terkomputerisasi.  Disiplin antara ES dan DSS berkembang pararel, tapi saling tak tergantung dan berjalan sendiri-sendiri. Cuma sekarang kita bisa mencoba menggabungkan potensi dari keduanya.  Menurut kenyataannya, disebabkan karena perbedaan kapabilitas diantara kedua tool, mereka dapat mengkomplemen satu sama lain, membuatnya menjadi powerful, terintegrasi, sistem yang berbasis komputer, yang jelas dapat meningkatkan pengambilan keputusan manajerial.
1.12.    Dukungan dari Pengambilan Keputusan
Perbedaan antara DSS dan ES:
 
Proses pengambilan keputusan:
Step A. Mengerti masalah (atau kesempatan yang ada). ES dapat membantu dalam mendesain alur  informasi pada eksekutif (misalnya, bagaimana untuk memonitor, kapan) dan dalam penginterpretasian informasi. Disebabkan beberapa informasi bersifat fuzzy, maka kombinasi antara ES dan ANN tentu akan membantu. Seluruh area dari proses scanning, monitoring, forecasting (misalnya, tren) dan penginterpretasian sangat dibantu oleh adanya komputerisasi.  Demikian juga natural language processors (NLP) akan berguna dalam menyimpulkan informasi.
Step B. Analisis. Sekali suatu masalah (kesempatan) teridentifikasi, pertanyaan selanjutnya adalah  apa  yang  harus  dikerjakan  dengan hal ini? Di sinilah langkah analisis berperanan.
Analisis bisa bersifat kualitatif atau pun kuantitatif (atau kombinasinya). Analisis kuantitatif didukung oleh DSS dan oleh tool-tool analisis kuantitatif. Analisis kualitatif didukung oleh ES.
Step C. Memilih. Pada langkah ini, keputusan dibuat dengan memperhatikan masalahnya (atau kesempatan) berdasarkan hasil dari analisis. Langkah ini didukung oleh DSS (jika pengambil keputusan adalah seseorang) atau oleh GDSS (jika keputusan dibuat oleh sekelompok orang).
Step D. Implementasi. Pada tahap ini, keputusan untuk mengimplementasikan solusi tertentu dilakukan, dan DSS dan/atau ES bisa mendukung tahap ini.
Di bawah ini terlihat dukungan terkomputerisasi untuk proses pengambilan keputusan:
 
1.13.    Hybrid Support Systems
Tujuan dari Computer-Based Information System (CBIS) adalah untuk membantu manajemen dalam memanajemen penyelesaian atau mengorganisasi masalah lebih cepat dan baik daripada tanpa menggunakan komputer.  Kata kuncinya adalah solusi yang tepat dari manajemen permasalahan, dan bukannya tool atau teknik yang digunakan dalam proses. Beberapa pendekatan yang mungkin:  Gunakan setiap tool dengan caranya sendiri-sendiri untuk menyelesaikan aspek yang berbeda dari suatu masalah.  Gunakan pelbagai tool yang tidak begitu terintegrasi.  Gunakan  pelbagai  tool  yang secara kuat terintegrasi. Dalam hal ini tool-tool akan berlaku sebagai sistem hybrid/persilangan ke user, dimana transfer  dari data dan aktivitas lain diprogram ke dalam MSS yang terintegrasi. 
1.14.    Computer-Based Information Systems 
CBIS di  Departemen Personalia:
1.15.    Kesimpulan
Beberapa kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut:
(1)   Perkembangan komputer demikian cepatnya dan juga penggunaannya oleh para manajer.  MSS adalah keluarga teknologi yang dapat digunakan secara mandiri atau dalam bentuk kombinasinya. 
(2)   Dukungan terkomputerisasi untuk para manajer sangat penting dalam pelbagai kasus untuk kelanjutan organisasinya. 
(3)   Manejemen pengambilan keputusan makin lama makin kompleks. Maka metode intuisi dan trial and error tak tepat lagi. 
(4)   Kerangka dukungan keputusan membagi kondisi keputusan dalam 9 kategori, tergantung pada derajat struktur dan aktivitas manajerial. Setiap kategori mendapat dukungan komputer sendiri-sendiri. 
(5)   Keputusan yang terstruktur didukung oleh metode analisis kuantitatif seperti: management science dan capital budgeting. 
(6)   DSS adalah teknologi analitis yang menggunakan model untuk solusi yang semi terstruktur dan masalah-masalah tak terstruktur. 
(7)   Group DSS adalah teknologi yang mendukung proses pengambilan keputusan dalam suatu group.  EIS adalah teknologi yang mendukung eksekutif dengan menyediakan bagi mereka informasi yang sedia setiap saat, detil, dan mudah untuk divisualisasikan. 
(8)   ES adalah sistem pemberi nasehat yang mencoba menirukan para pakar.  Fitur utama dari ES adalah aplikasinya untuk pengetahuan dan penggunaan reasoning (alasan suatu keputusan). 
(9)         Komputasi  saraf (neural computing) adalah teknologi yang mencoba menampilkan proses pembelajaran dan pengenalan pola.  Semua teknologi MSS adalah interaktif. 
(10)     Keuntungan utama dari MSS adalah ia dapat diukur.  Teknologi-teknologi MSS dapat diintegrasikan diantara mereka sendiri dan dengan CBIS yang lain. 
(11)     Teknologi-teknologi MSS dapat diterapkan pada satu lokasi atau mereka dapat didistribusikan di  keseluruhan perusahaan.